Sabtu, 16 April 2011

Penawaran Indah Untuk Pengelola Siaran Radio


UJUNG TOMBAK DARI SETIAP SIARAN RADIO
BERGANTUNG KEPADA PENYIARPROGRAM—DAN PRODUKSI YANG KREATIF, INOVATIF SERTA BERKESINAMBUNGAN

(Sebaiknya Jangan di Klaim Oleh Perihal Lain & Segera Lakukan Revisibilitas).
Oleh : ©Muhammad Dive


Kepada yang dirahmati oleh Allah swt
Sahabat Broadcaster
Pengelola Siaran Radio
Di Indonesia ~
 


Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu'alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh

Semoga taufiq—hidayah—serta perlindungan terbaik dari Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa mengiringi langkah hidup kita saat ini hingga kelak sakrotul maut datang mennjemput, Allahumma amiin...
 

Mari kita simak argumentasi cantik berikut ini : 
 
"Sesungguhnya siaran radio merupakan media komunikasi—promosi—serta hiburan paling praktis—imajinatif—sekaligus efektif  dibandingkan media-media lainnya. Terutama apabila pemilik sanggup mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada, dimana mereka senantiasa melakukan inovasi—kreatifitas—serta mencetak profesional 'air personality' dan kaderisasi profesional mukmin bagi media radio yang di pimpinnya."

~∂eanny♥divΞ (PR of Indonesian Broadcaster).


Subhanallah, tidak diragukan lagi, bahwa argumentasi itu benar adanya. Begitu juga sebuah klaim dari suatu kenyataan, ketika seseorang memulai karir sebagai penyiar, kemudian di waktu selanjutnya ia sudah mampu memimpin stasiun radio (stara). Namun sebaliknya, boleh di bilang tidak pernah ada orang-orang yang mengawali karir sebagai pemimpin 'stara' seperti Direktur—Marketing—Keuangan—Public Relation dan lain sebagainya, lantas mereka juga sanggup mengerjakan tugas seluruh bagian siaran sebagaimana positioning yang telah dibentuk!? Masalahnya, apakah keberadaan direktur, atau modal besar, atau sistem manajemen paling canggih sekalipun, akan sanggup menghasilkan keuntungan tanpa mengoptimalkan ‘dagangan’ siaran radio itu sendiri berupa Penyiar—Progran—serta Produksi !? Kami meyakini disinilah letak permasalahannya, dimana 'selling point' dari setiap radio berasal dari bagian siaran.

Untuk itu marilah kita membuka diri, dan segera membenahi beberapa debilitas yang selama ini di anggap sebagai bentuk kelawaziman?

Kami sering mengatakan, bahwa 'follower' itu cenderung berada di belakang. Sebab tentu tidak mungkin posisi pengikut akan berada di depan. Apalagi jika ‘follower’ ini hanya meniru sesuatu, lantaran (mungkin) di anggap 'keren' atau mutakhir, lantas menjiplaknya begitu saja. Sungguh dalam hal ini kami bukan hendak melarang seseorang mencontoh sesuatu, apalagi ia baik dan benar. Tetapi percontohan itu hendaknya jangan sampai menempatkan bisnis kita berada di belakang (follower) yang tertinggal. Oleh karena itu mari kita tinggalkan kebiasaan instan dan main jiplak begitu saja, namun beralih-lah kepada bentuk inovasi—penambahan kreatifitas—serta mengomunikasikan dan mengemasnya dengan cara yang baik dan benar.

Apabila selama ini banyak pengelola siaran radio di daerah begitu yakin kepada pengelolaan siaran radio (ala) profesional Jakarta, lantas mereka mencontoh dan seolah menjadikannya sebagai 'harga mati', sebaiknya pertimbangkan lagi prinsip itu dengan bijaksana. Bukan apa-apa, jika pelaku pertama saja kenyataannya sulit mencapai sukses dari program dan siarannya, maka apa jadinya nasib 'follower' jika demikian !?

Laa tahzan duhai Sahabat Broadcaster kami yang dirahmati oleh Allah swt...

Izinkan kami dari ©Indonesian Broadcaster™ membuka diri selaku tenaga ahli, yang insyaAllah dapat di andalkan untuk memperbaiki debilitas yang terjadi selama ini, serta melakukan revisibilitas bagi pengelolaan manajemen dan siaran radio yang anda pimpin.

Ada sebuah pernyataan bijak yang menyebutkan, “Ketika anda mencari solusi untuk suatu bentuk perkara kepada bukan ahli, maka tunggulah kehancurannya. Sedangkan untuk pilihan bijak lagi tepat, hendaknya anda datang kepada yang benar-benar ahli. Sebab ia merupakan profesional andal, yang insyaAllah dititipkan oleh Allah swt ILMUSISTEMPENGALAMANSOLUSI—serta PENERAPAN yang aktual dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Wallahua’lam bish-showab.

Demikian presentasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya, dan berharap hendak menjemput ridha Allah ta’ala. Barakallaahu fiekum wa Jazakumullaah bi khair.



Wassalamu’alaykum wr.wb.
Muhammad Dive
©Indonesian Broadcaster™


N.O.T.E. :
Silakan klik "Attachment" untuk mendengarkan contoh Insert Radio Program
Attachment: Master Renungan 1 - Waspadai Orang Jahil.mp3
Attachment: Master Renungan 2 - Keagungan.mp3
Attachment: Master Renungan 3 - Prasangka.mp3
Attachment: Master Renungan 4 - Jauhilah Prasangka.mp3
Attachment: Master Renungan 5 - Cinta Sesungguhnya.mp3
Attachment: Master Renungan 6 - Iri Hati.mp3
Attachment: Master Renungan 7 - Setelah Kesulitan Ada Kemudahan.mp3
Attachment: Master Renungan 8 - Cinta Kepada Allah.mp3
Attachment: Master Renungan 9 - Ujian Besar.mp3
Attachment: Master Renungan 10 - Pakaian Taqwa.mp3

Selasa, 12 April 2011

NASIHAT ABI DIVE UNTUK SIARAN RADIO DI INDONESIA

Kunjungan Abi Dive Untuk Star FM (Bag.1)
~ Pilih Cara Salah Atau Cara Benar ~




Bismillaahirrohmaanirrohiim

Sesungguhnya ketika kita hendak melakukan atau mengerjakan perihal apapun, maka hanya ada 2 (dua) cara yang baku, beserta hasil 2 (dua) akibat yang bertolak-belakang pula.

Cara pertama dengan CARA SALAH, sehingga anda bebas mengerjakannya dengan menghalalkan segala cara.

Cara kedua dengan CARA BENAR, sehingga untuk cara ini anda harus sami'na wa atho'na kepada syari'at yang telah ditentukan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Baik CARA SALAH maupun CARA BENAR, maka 2 (dua) AKIBAT dari kedua-duanya juga SAMA, yakni sama-sama BISA GAGAL atau BISA BERHASIL untuk segala urusan dunia ini.

Namun perbedaannya adalah;
CARA SALAH sudah pasti TIDAK ADA JAMINAN SELAMAT UNTUK PERKARA AKHIRAT (kehidupan abadi yang sebenarnya). Sedangkan CARA BENAR, insyaAllah merupakan JAMINAN MUTU BAGI KEHIDUPAN AKHIRAT.

Ironis...!
Jika anda menggunakan CARA SALAH, lantas G.A.G.A.L. pula, maka kepedihan dan siksa apa pula yang harus di tanggung ketika sampai di akhirat nanti!? Na'udzubillaah tsumma na'udzubillah...

Dengan demikian kata si bule... "The choice is yours...!"


Pilih Cara Benar Atau Cara Salah !?  




Kunjungan Abi Dive Untuk Star FM (Bag.2)
~ Hari Ini Hendaknya Lebih Baik Dari Kemarin ~




Bismillaahirrohmaanirrohiim

Tidak diragukan lagi ketika Islam telah menentukan bahwa jika hari ini masih sama dengan kemarin (tidak ada perubahan kepada setiap hal yang lebih baik), maka kita dikatakan RUGI.

Sedangkan jika hari ini lebih buruk dari kemarin, maka Islam dengan tegas menyatakan yang demikian itu sebagai ciri orang-orang yang zholim. Na'udzubillaahi min Dzaliq...!

Yaa Allah yaa Mujiib, izinkan dan mudahkanlah kami mencapai ridha dan berkah-Mu, sehingga dengan semua itu insyaAllah kami pun dapat memperbaiki kehidupan kami dari waktu ke watu, hingga selamat sampai di Jannah-Mu, Allahumma amiin...



Barakallaahu fiekum
Wassalamu'alaykum wr.wb.
@bidIVe~

REVISIBILITAS TEORI ILMU KOMUNIKASI BAGI P.T.

Belajar Ilmu Komunikasi 
(ADLIBS


Sumber Video : Belajar Ilmu Komunikasi




Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh


Sahabat Broadcaster yang dirahmati oleh Allah swt...


“Apakah yang di maksud dengan ADLIBS itu?” Sebenarnya kata ‘adlibs’ berasal dari bahasa Inggris yang artinya PIDATO TANPA PERSIAPAN. Atau kita juga dapat memaknainya sebagai KOMUNIKASI CERDAS SPONTANITAS.

Sesungguhnya pelatihan dan pembelajaran ilmu ‘adlibs’ ini dibutuhkan juga oleh seluruh bentuk profesionalisme di dunia ini. Sebab apa jadinya bila dai/daiyah yang insyaAllah memahami ilmu Islam, tetapi ia lemah dalam mengomunikasikan ilmu Allah tersebut layaknya komunikator ulung!? Bisa jadi komunikasi dakwahnya itu akan tidak diminati, atau ditinggalkan oleh pemirsa. Begitu juga dengan profesi-profesi lain, seperti: penyiar—presenter—dosen—pengacara—dokter—marketing—konsultan—advertising—pengusaha—dan lain sebagainya.

Ada beberapa prinsip mutlak jika anda ingin mempelajarinya, sebagai berikut:

Ketika ‘adlibs’ dimaknai sebagai “komunikasi cerdas spontanitas”, maka ia BUKAN bentuk komunikasi yang berpanjang—lebar, atau bahasa kerennya BERTELE-TELE ^^ dan tidak pula menggunakan gaya bahasa jurnal. Namun ‘adlibs’ merupakan BAHASA TUTUR yang dikomunikasikan secara singkat—jelas—menarik—dan insyaAllah manfaat.

Adapun sumber materinya sungguh TERLALU BANYAK, namun dapat di rinci menjadi 5 bagian besar:

1. Apa yang di baca
2. Apa yang di lihat
3. Apa yang di dengar
4. Apa yang di pikir
5. Apa yang di rasakan

Selanjutnya dari 5 bagian besar itu, pilihlah salah satunya untuk kebutuhan yang diinginkan, lalu fokuskan menjadi satu pokok bahasan saja, dan jangan lompat-lompat kepada pokok bahasan lainnya. Hal ini dimaksud agar komunikasi yang di bangun tidak menjadi bias, dan tidak pula membosankan.

Untuk memulai pelatihan dan pembelajaran ‘adlibs’ ini, kerjakanlah dengan cara menuliskannya terlebih dahulu, sebagaimana tahapan-tahapan tersebut di atas. Yakni MENULIS materi komunikasi yang hendak di sampaikan dengan cara SAMBIL DI BACA, serta sedapat mungkin tidak menambah kata sambung terlalu banyak atau berulang-ulang. Sebab kata sambung atau daya tarik dari komunikasi itu selanjutnya, di wakilkan lewat peranan INTONASI dan ARTIKULASI dalam penyuaraannya.

Bagaimana, apakah sampai di sini anda menemui kesulitan? Jika ya, simaklah argumentasi dan atau analogi berikut ini :

Ketika anda sedang dalam kondisi terdesak—bingung tak tahu harus berbuat apa—atau ketika harus menyampaikan/menceritakan derita diri kepada Allah swt, atau setidaknya anda menyampaikannya kepada orang yang dapat percaya lagi bijaksana, maka sesungguhnya apa yang anda sampaikan itu merupakan salah satu bentuk ‘adlibs’. Sebab ia original, mengalir apa adanya sesuai perasaan hati dan pikiran alami yang jujur.

Demikian juga halnya ‘adlibs’, yakni suatu bingkai komunikasi dengan wujud tak nyata, yang meliputi: kejujuran—kepekaan—ketekunan—inovasi—kreatifiitas—ilmu—serta pengetahuan yang dikemas dengan baik dan benar.

Sungguh untuk mencapainya bukan seperti mudahnya menggaruk telapak tangan sebelah yang sedang gatal. Tetapi ia membutuhkan pengorbanan—latihan dan praktek yang sangat banyak—serta tidak pernah merasa puas dengan apapun karya yang pernah dibuatnya. Sewaktu karya itu berkembang dan mungkin anda di nilai semakin mahir dalam membuat/mengerjakannya, maka di saat itu pula ‘adliber’ seharusnya langsung menganggap TIDAK PENTING lagi hasil karyanya tersebut.

Sebab GAGAL yang nyata itu adalah, ketika hasil karyamu di anggap kurang bagus atau belum memenuhi syarat menurut standarisasi (tingkat tinggi) Gurumu, lalu engkau menjustifikasi dirimu sebagai orang yang telah gagal. Atau ketika engkau di anggap sebaliknya, bahkan khalayak ramai pun menyatakan demikian, lantas engkau menganggap dirimu telah berhasil. MasyaAllah, sungguh 2 kondisi ini merupakan kesamaan bentuk gagal sekaligus sombong yang sebenarnya, wallahua'lam...

Allah ta'ala berfirman : "Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong." (QS. an-Nahl {16}:23).

Hendaknya setiap profesional mukimin itu memahami, bahwa di atas langit ada lagi langit yang lebih tinggi. Begitu juga ia mungkin pernah menyaksikan ada orang buta yang mahir membaca al-Qur'an. Subhanallah, maka sikap TAWADHU'—senantiasa kembali kepada IQRO—serta mengembalikan segala urusan kepada Allah swt, merupakan 'ultimatum' ajaran dien yang mulia ini untuk banyak perkara.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)." (QS. al-Maa'idah {5}:55).

Subhanallah, sungguh Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya...

Semoga 14 seri video untuk mempelajari dan melatih ilmu ‘adlibs’ ini dapat dipahami serta bermanfaat, Allahumma amiin...



Barakallaahu fiekum
Wassalamu’alaykum wr.wb.
©Muhammad Dive™
 Posting by : Dewi Dive~




Pidato Tanpa Persiapan 
(ADLIBS)



Sumber Video : Pidato Tanpa Persiapan 

  
Cara Menjadi Komunikator Andal  



Sumber Video : Cara Menjadi Komunikator Andal

AYO BELAJAR TEKNIK OLAH VOKAL




Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Sahabat Broadcaster ...
Ada sebuah pendapat yang menyatakan, bahwa modal utama seorang penyiar radio adalah suara yang bagus. Maka perndapat ini dapat dibenarkan, meski bukan 100% benar. Sebab dalam hal ini kita sudah memasuki wilayah 'air personality' atau keterampilan mengudara, yang bersamanya juga dibutuhkan banyak penambahan lain agar suara bagus yang telah dititipkan oleh Allah swt tersebut dapat benar-benar optimal dan bermanfaat.

Untuk itu kita perlu melatihnya lagi dengan cara yang benar, sehingga suara yang dikatakan sudah bagus ini dapat menjadi lebih baik--berbobot--cerdas dan tidak membosankan. Simaklah serangkaian presentasi teknik olah vokal, yang di sajikan lewat tayangan video di bawah ini. Semoga barokah dan manfaat...



Barakallaahu fiekum
Wassalamu'alaykum wr.wb.
@bidIVe~
Posting by : Dewi Dive ~


BELAJAR TEKNIK OLAH VOKAL
Bersama : Abi Muhammad Dive




Alamat video ini :  

Radio Jingle Demo

JINGLE A.R.B.E.S. FM
Karya : ©Muhammad Dive™


Music by : CJJeanny & CJKiky

Voice by : CJdIVe & CJVina
Edited & Mixed by : CJdIVe
Produced by : ©Indonesian Broadcaster™
Date : April 12th 2011





Arbes FM menghendaki
Semoga kini lebih baik
Dari kemarin

Lihat lebih dekat
Prinsip terbaik kita semua
Untuk selamat
Dan bahagia

Tinggalkan segera maksiat
Serta bertaubatlah
Sebarkanlah prinsip ini
Bagi yang lainnya

Reff:

Arbes FM selalu di hati
One ‘O’ One Arbes FM
Arbes FM selalu di hati
One ‘O’ One Arbes FM

One ‘O’ One
Your partner ended
Arbes FM


N.O.T.E :
Silakan klik "Attachment" untuk mendengarkan Jingle Arbes FM




Barakallaahu fiikum
Wassalamu'alaykum wr.wb.
~∂eanny♥divΞ


Attachment: Master Jingle Arbes FM.mp3
Attachment: Master Smash The Choices Of Indonesiana (1).mp3
Attachment: Master Smash The Choices Of Indonesiana (2).mp3
Attachment: Master Smash The Choices Of Indonesiana (3).mp3
Attachment: Master Smash Your Partner Ended (1).mp3
Attachment: Master Smash Your Partner Ended (2).mp3