Senin, 07 Februari 2011

NASIHAT UNTUK SAHABAT R.A.D.I.O.


NASIHAT UNTUK SAHABAT R.A.D.I.O.
Di kutip dari buku "Radio Broadcaster Mukmin"
Karya : ©Muhammad Dive™



Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu'alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh


Ikhwaanii wa Akhwaati yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala...

Apabila ada anggapan yang menyatakan kepada dunia radio dan siarannya hanya sekadar media yang memberikan hiburan—informasi—serta promosi, atau siaran radio dikondisikan sebagai bentuk hobi—batu loncatan—bahkan profesionalisme, maka pernyataan dan pengondisian itu tidak salah 100% tetapi berbahaya, jika kenyataannya mereka (malah) bermaksiat kepada Allah lewat anggapan tersebut.

Bukankah kita mengetahui bahwa setiap perbuatan di dunia akan di tuntut pertanggung-jawaban-nya oleh Allah subhanahu wa ta’ala di alam Akhirat nanti!? Lantas apakah dapat dibenarkan jika hiburan—informasi—promosi—hobi—batu loncatan—hingga profesionalisme yang dikerjakan oleh siaran radio mencampur-aduk antara haqq dengan bathil, atau mereka bergembira dalam melakukan berbagai maksiat kepada Allah!? Astaghfirullah wa na’udzubillaah...

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Quran untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.” (QS. Az-Zumar {39}:41).

Tidak diragukan lagi bahwa setiap orang akan memetik buah amalnya sendiri, atau sebaliknya ia akan celaka karena perbuatan dosa yang dilakukannya.

Duhai diri yang tertipu, hendaknya engkau menyadari betapa setiap pelaku hingga terbentuknya siaran radio, merupakan imam dari para makmum (pendengar-nya). Maka apa jadinya bila siaran radio (imam) senantiasa memperkenalkan—mengomunikasikan—serta mengajak para makmum (pendengar-nya) untuk bermaksiat, sehingga mereka tak ubahnya menjadi seperti orang-orang Kafir yang ingkar kepada Allah dan Rasulullah!?

Ketika pendengar meng-amin-i siaran radio yang menyodorkan tawaran sesat lagi menyesatkan, apakah setiap pihak hanya menanggung dosanya masing-masing saja, atau pengelola siaran radio akan menanggung dosa paling besar!? Begitu juga bagi setiap orang yang bekerja, tentu mereka memperoleh hasil dari pekerjaannya berupa gaji, dan berjumlah banyak-kah, entahlah? Masalahnya, apakah penghasilan orang yang mengerjakan pekerjaan maksiat itu akan barokah, atau ia akan mendapat ridha dari Allah subhanahu wa ta’ala!?

Seandainya saja setiap hamba bersungguh-sungguh kembali kepada hidayah Allah, insyaAllah seluruh pertanyaan di atas akan dijawabnya dengan mudah, berikut revisibilitas-nya yang sesuai dengan Al-Haqq. Simaklah satu ayat Allah yang menegaskan, “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Faathir {35}:6), maka dalil ini tentu akan membuat kita takut melakukan maksiat dan dosa...

Wallahua’lam bish-showab.



Barakallaahu fiekum,
Wassalamu'alaykum wr.wb.
©Muhammad Dive™

N.O.T.E. :

Nasihat-nasihat seperti di atas, berikut ilmu Allah untuk mempelajari dan menempatkan diri menjadi profesional radio broadcaster mukmin, insyaAllah sedang saya rampungkan ke dalam sebuah buku berjudul "Radio Broadcaster Mukmin".

Semoga barokah dan manfaat...

Tidak ada komentar: