UJUNG TOMBAK DARI SETIAP SIARAN RADIO
BERGANTUNG KEPADA PENYIAR--PROGRAM--DAN PRODUKSI YANG KREATIF, INOVATIF SERTA BERKESINAMBUNGAN
(Sebaiknya Jangan di Klaim Oleh Perihal Lain & Segera Lakukan Revisibilitas).
Oleh : ©Muhammad Dive™
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu'alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh
Sahabat Broadcaster yang dirahmati oleh Allah swt...
Simaklah argumentasi cantik berikut ini :
"Sesungguhnya siaran radio merupakan media promosi & komunikasi yang ampuh setelah inrernet, dibandingkan media-media lainnya. Terutama apabila pengelola sanggup senantiasa selalu melakukan inovasi--kreatifitas--serta mencetak profesional 'air personality' dan kaderisasi profesional mukmin bagi media radio yang di pimpinnya. Wallahua'lam..." ~∂eanny♥divΞ
Subhanallah, tidak diragukan lagi bahwa argumentasi tersebut benar adanya. Begitu juga sebuah klaim yang menyebutkan suatu kenyataan dimana banyak orang memulai karirnya sebagai penyiar, kemudian di waktu selanjutnya mereka sudah mampu memimpin manajemen stasiun radio (stara). Namun sebaliknya, boleh di bilang tidak pernah ada orang-orang yang mengawali karir sebagai pemimpin 'stara' seperti Direktur--Marketing--Keuangan--Public Relation dan lain sebagainya, lantas mereka sanggup mengerjakan tugas bagian kepenyiaran. Masalahnya, apakah keberadaan para pemimpin, modal besar, serta sistem manajemen paling canggih sekalipun, akan sanggup memberikan keuntungan tanpa mengoptimalkan keberadaan ujung tombak setiap radio berupa Penyiar--Progran--dan Produksi !? Saya meyakini disinilah letak permasalahannya, dimana 'selling point' dari setiap radio bersumber dari bagian kepenyiaran.
Hendaknya sahabat Broadcaster berkenan membuka diri, dan bersegera membenahi beberapa debilitas yang selama ini di anggap sebagai bentuk kelawaziman, wallahua'lam.
Saya sering mengatakan, bahwa 'follower' itu cenderung berada di belakang. Sebab prinsipnya ia hanya sekadar meniru sesuatu yang (mungkin) pada masanya di anggap 'keren' atau mutakhir, lantas menjiplaknya begitu saja. Jadi dalam hal ini saya bukan melarang anda mencontoh sesuatu, apalagi ia baik dan benar, tetapi percontohan itu hendaknya jangan menempatkan anda menjadi berada di belakang (follower) yang tertinggal. Oleh karena itu tinggalkan kebiasaan instan dan main jiplak begitu saja, namun beralih-lah kepada bentuk inovasi--penambahan kreatifitas--serta cara mengomunikasikan dan mengemasnya dengan lebih baik lagi.
Apabila selama ini anda telah begitu yakin bahwa program dan siaran dari kota-kota besar adalah 'harga mati', sebaiknya pertimbangkan lagi prinsip itu dengan lebih bijaksana. Apabila pelaku pertama saja ternyata sulit mencapai sukses dari program dan siarannya, maka apa jadinya nasib 'follower' jika demikian !?
Laa tahzan duhai sahabat Broadcaster kami yang dirahmati oleh Allah swt...
Izinkan kami dari ©Indonesian Broadcaster™ membuka diri menjadi 'partner' baik anda, yang insyaAllah dapat di andalkan untuk membantu membenahi divisi Siaran--Program--serta Produksi dari Perusahaan Radio yang anda kelola. Sebab sungguh masih banyak perihal baik dan benar lainnya yang ingin saya komunikasikan kepada anda, dan tentunya akan lebih nyaman serta menyenangkan apabila kita dapat bertemu langsung sembari menikmati secangkir kopi atau teh... ^^
Sahabat Broadcaster...
Sementara anda mempertimbangkan antara manfaat dengan mudhorat untuk argumentasi dan penawaran kami di atas, silakan dengankan juga 2 (dua) buah rekaman audio presentasi berikut ini :
Attachment: 02. Debilitas Siaran Radio di Indonesia.mp3
Attachment: ©Abi Dive™ - Virus Ganas Mengerat Siaran Radio Sekarat.mp3
Barakallaahu fiekum
Wassalamu'alaykum wr.wb.
©Muhammad Dive™
Tidak ada komentar:
Posting Komentar